Senin, 09 Februari 2009
Kembalilah Syahdu
Kisah levina meninggalkan jejak pertanyaan yang belum terjawab, episode kebersamaan antara seorang Ifand, Syahdu, dan Sofiya terpotong saat Syahdu pergi tak pernah kembali. Tak seorangpun tahu di mana tanah yang ia injak, tak seorangpun mengenal tanah yang tergali sebagai liang lahat.
Syahdu… Syahdu… sebuah nama yang mengisyaratkan banyak dilemma, ia adalah gambaran wanita dengan sejuta pesona yang selalu mengubur segenap kepedihan dalam hatinya.
Semua berharap Syahdu bisa kembali, entah di mimpi, atau datang sendiri, kalaupun ia ada di belahan dunia berbeda, Sofiya atau Ifand akan menjemputnya. Mereka berdua mencari kepastian kehidupan satu nama, Syahdu. Kiranya ia masih bernafas, mereka ingin kembali hidup bersama, tapi jika benar Syahdu tlah tiada, mereka ingin memeluk nisan kuburnya.
Label:
Buku
Kamis, 26 Juni 2008
ANTARA SABAR DAN MENGELUH
Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.
"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."
Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu ?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"
Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"
Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."
Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"
Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil keksaihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."
Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,:
" Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."
Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.
Label:
Cerita Kecil
Kamis, 17 Januari 2008
Lelaki Bukan Mutiara
Rumah lelaki bukanlah hati yang tak terbagi, bagi lelaki kehidupan bermakna sejuta suka tanpa berharap duka. Bila duka menerpa ia terus mencari suka meski hampa. Bila suka tiba ia akan tertawa tanpa mengenang suka yang lalu menikam. Ia hanya terus berfikir demi wujudkan angan, karena angan adalah awal kebahagiaannya.
Darah lelaki mendidih saat menatap keindahan, darah lelaki kecut saat tertimpa ketakutan, darah menjadi bias saat tak bisa ungkapkan perasaan. Dua matanya belum mengartikan seluruh jiwa, kata-kata belum memaknai batin di balik sukma.
Lelaki bukan mutiara, tapi batu yang kokoh, lelaki bukan bayangan, tapi cahayanya, memahami lelaki berarti sanggup menetesi air di nadi batu, sanggup menjadi bayangan yang terus menapak jejak meski redup tanpa bentuk.
Darah lelaki mendidih saat menatap keindahan, darah lelaki kecut saat tertimpa ketakutan, darah menjadi bias saat tak bisa ungkapkan perasaan. Dua matanya belum mengartikan seluruh jiwa, kata-kata belum memaknai batin di balik sukma.
Lelaki bukan mutiara, tapi batu yang kokoh, lelaki bukan bayangan, tapi cahayanya, memahami lelaki berarti sanggup menetesi air di nadi batu, sanggup menjadi bayangan yang terus menapak jejak meski redup tanpa bentuk.
Label:
Menetes Sebelum Kering
Ali Karramallahu Wajhah
Syd. Ali Karramallahu Wajhah berkata:
1. Tiada solat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu'.
2. Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia.
3. Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur'an tanpa mengambil pangajaran daripadanya.
4. Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara' (memelihara diri dan hati-hati dari dosa).
5. Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi.
6. Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki.
7. Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan.
8. Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya,siapa yang banyak salahnya,maka hilanglah harga dirinya, siapa yang hilang harga dirinya, berarti dia tidak wara', sedang orang yang tidak wara' itu berarti hatinya mati.
Label:
Mutiara Khalifah
Othman Ibnu Affan RA
Syd. Othman Ibnu Affan Rha. Berkata:
Antara tanda-tanda orang yang bijaksana itu ialah:
1. Hatinya selalu berniat suci
2. Lidahnya selalu basah dengan zikrullah
3. Kedua matanya menangis kerana penyesalan (terhadap dosa)
4. Segala perkara dihadapainya dengan sabar dan tabah
5. Mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.
Label:
Mutiara Khalifah
Umar Al Khattab RA
Syd. Umar Al Khattab Rha. Berkata:
1. Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya.
2. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina.
3. Orang yang menyintai akhirat, dunia pasti menyertainya.
4. Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.
Label:
Mutiara Khalifah
Abu Bakar RA
Syd. Abu Bakar rha. Berkata:
Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan, yaitu:
1. Ia akan mati and hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya
2. Hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau;
3. Hartanya menjadi rebutan orang-orang jahat and akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau;
4. Adakalanya harta itu akan dicuri and dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna .
Label:
Mutiara Khalifah
Langganan:
Postingan (Atom)